Rabu, 25 Februari 2015

jkt48-himawari

    Bunga matahari tertiup angin
    Menghadap matahari bertumbuh dan mekar
    Ke langit biru yang tiada berbatas
    Kedua tanganku direntangkannya
    Meskipun diterpa derasnya hujan
    Tanpa menyeka air mata yang jatuh
    Yuk kita awali balikkan kesedihan
    Kepada cerahnya masa depan
    Naiki motor tua
    Menara sebagai petunjuk
    Dekati musim panas
    Ku ajak dirimu

    Di tengah tanjakan landai
    Di sana kan mulai terlihat
    Kembang api warna kuning
    Terbentang sangat luas

    Aku tak akan bertanya apa pun
    Jika kamu hidup
    Banyak hal yang terjadi

    Hal yang tak kau suka dan kesulitan
    Pada saat itu
    Ku dari bukit ini

    Memegang pada seseorang
    Bunga matahari dalam dirimu
    Saat ini berkembang entah di mana
    Jika kau punya impian yang kau tuju
    Haruslah itu kau ingat kembali
    Kaca dan meskipun terhelai awan
    Tak pernah ada kata untuk menyerah
    Sinar mentari yang engkau dambakan
    Suatu saat sampai padamu
    Duduk bersebelahan
    Di atas pagar pembatas jalan
    Lalu mentari senja
    Membuat bayangan

    Kabel listrik bergoyang
    Walau menari diam-diam
    Harapan berwarna kuning
    Akan tetap berdiri

    Aku tak bisa berbuat apa pun
    Hanya menunjukkan ke pemandangan ini
    Dari kesedihan atau kesepian
    Saat kau merasakan kau pun sendirian
    Mendengar dan melihat langit
    Agar kau menjadi diri sendiri
    Aku menunggu sampai kau bisa bangkit
    Di baris langit permintaan itu pun
    Pasti matahari sedang menunggu
    Di dalam dadaku itu pastilah
    Ada bunga matahari sedang mekar
    Tutuplah mata dan ingatlah kembali
    Benih yang dulu pernah kau tanam
    Bunga matahari tertiup angin
    Menghadap matahari bertubuh dan lengkap
    Ke langit biru yang tiada berbatas
    Kedua tanganku direntangkannya
    Meskipun diterpa derasnya hujan
    Tanpa menyeka air mata yang jatuh
    Yuk kita awali balikkan kesedihan
    Kepada cerahnya masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar